Shangdi Dewa Tertinggi dalam Kepercayaan Tiongkok Kuno

Dalam sejarah peradaban Tiongkok kuno, konsep ketuhanan memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satu sosok tertinggi dalam sistem kepercayaan ini adalah Shangdi (上帝), yang berarti “Penguasa Tertinggi” atau “Dewa Tertinggi”. Shangdi dipuja terutama selama Dinasti Shang (sekitar 1600–1046 SM) dan masih memiliki pengaruh dalam kepercayaan Tiongkok hingga masa kini.

Asal-usul dan Peran Shangdi

Shangdi dipercaya sebagai penguasa alam semesta yang mengendalikan takdir manusia, cuaca, serta keseimbangan kosmik. Dalam kepercayaan masyarakat Shang, Shangdi tidak hanya menjadi penguasa tertinggi tetapi juga menjadi perantara antara dunia manusia dan roh leluhur. Raja-raja Shang dianggap sebagai wakil Shangdi di bumi dan bertugas melakukan ritual untuk mendapatkan berkah serta bimbingan.

Shangdi dalam Dinasti Zhou dan Konsep Tian

Setelah runtuhnya Dinasti Shang dan munculnya Dinasti Zhou (1046–256 SM), konsep keilahian mengalami pergeseran. Dinasti Zhou memperkenalkan konsep Tian (天) yang berarti “Langit” sebagai entitas tertinggi yang lebih abstrak dibandingkan Shangdi. Meski demikian, banyak sejarawan percaya bahwa Tian dan Shangdi merupakan konsep yang berkaitan erat dan sering digunakan secara bergantian dalam teks-teks klasik.

Ritual dan Persembahan untuk Shangdi

Dalam praktik keagamaan Dinasti Shang, pengorbanan hewan dan persembahan makanan dilakukan untuk menyenangkan Shangdi. Raja Shang akan melakukan upacara di altar khusus dan menggunakan ramalan tulang oracle untuk berkomunikasi dengan Dewa Tertinggi ini. Tradisi ini berlanjut hingga Dinasti Zhou dan bahkan diteruskan oleh kaisar-kaisar Tiongkok dalam bentuk ritual penghormatan kepada Surga di Kuil Surga, Beijing.

Pengaruh Shangdi dalam Kepercayaan Kontemporer

Meskipun kepercayaan terhadap Shangdi menurun setelah masuknya Buddhisme, Taoisme, dan Konfusianisme, konsep Shangdi masih bertahan dalam beberapa bentuk. Dalam kepercayaan Kristen Tionghoa, misalnya, istilah “Shangdi” digunakan untuk menyebut Tuhan dalam Alkitab versi Mandarin. Selain itu, beberapa kelompok spiritual modern di Tiongkok masih mengaitkan Shangdi dengan kekuatan ilahi yang lebih besar.

Kesimpulan

Shangdi adalah salah satu konsep keilahian tertua dalam budaya Tiongkok yang menunjukkan betapa mendalamnya hubungan antara agama, pemerintahan, dan kosmologi dalam sejarah peradaban Tiongkok. Meskipun namanya telah bergeser dalam berbagai periode sejarah, pengaruhnya tetap terasa dalam budaya, filosofi, dan kepercayaan spiritual masyarakat Tiongkok hingga saat ini